3 Hal berikut ini berkaitan dengan keberanian yang bisa memberikan gambaran atau sikap seseorang untuk memulai dalam mengabil keputusan
- Berani karena keterpaksaan
- Berani karena persiapan
- Berani karena kebodohan
Dalam memulai bisnis, 3 berani diatas bisa saja terjadi..dan kita bisa mengukur diri pada posisi manapun, lebih-lebih jika saat ini dalam kondisi zona nyaman.
Berani karena keterpaksaan,
Sikap yang diambil karena terdesak untuk memulai bisnis. Mau tidak mau harus menciptakan mental nekat dan fight agar bisnis terus berkembang demi tuntutan. kuitpan kata2 ini adalah contoh saja ,ada seorang pengusaha yang mengatakan
“Saya diciptakan oleh keadaan yang mengharuskan saya jadi pengusaha, karena saya harus cari uang untuk mendanai hidup saya,”
banyak orang bisa berhasil karena suatu faktor tertentu bisa dari lingkungan atau keadaan yang mengharuskan untuk memilih apa yang seharusnya tidak pernah di lakukan tapi dengan di dukung dengan kemauan yang kuat , keyakinan , skill, akhirnya bisa meraih kesuksesan .
Berani karena persiapan,
Seseorang yang telah benar-benar mengambil keputusan karena kematangan diri. Dia mempersiapkan segalanya mulai dari skill, modal dan semangat. Merencanakan program jangka panjang pada kemungkinan yang akan terjadi. Dia lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan ketika sudah terjun kedalam bisnis.
Seperti orang yang akan melakukan perjalanan kesebuah kota, dia akan mempersiapkan berbagai bekal. Dia akan mencari tahu rute terdekat dan paling aman. Dia mempersiapkan kendaraan yang baik. Ketika tersesat, dia harus berani bertanya. Ketika kecapekan dia harus bijak untuk istirahat demi keselamatan perjalanannya.
Berani karena kebodohan.
Adakah kita termasuk dalam tipe ini? Cirinya sangat mudah . Yaitu modal semangat buta, artinya jiwanya bersemangat, tapi dia tidak mengukur kemampuan
Tidak sedikit orang yang terobsesi untuk memulai bisnis dengan angan-angan “pasti untung”. Yang diingatnya hanya untung terus atau sehari memulai usaha besok langsung untung berjuta-juta. Tapi sayangnya itu cuma angan-angan. Sementara dirinya sangat terbatas dengan modal, terbatas dengan skill dan sangat terbatas dengan pemasaran. Yang tergambar dibayangnnya cuma “Usaha ini, dalam sebulan sudah untuk sekian dan sekian”. Ibarat orang melihat kolam yang airnya sangat jernih, mau mencebur ternyata tidak bisa berenang.
Jika hanya sebatas angan itu resiko masih kecil, masalahnya jika dia sudah nekat hutang bank dengan bunga berlipat. Dan dia masih meraba-raba dalam kebutaan usaha. Takutnya sudah jatuh tertimpa tangga. Usaha mandeg, dikejar hutang dan kehidupannyapun tertekan.
Semangat berbisnis boleh saja, tapi lihat kemampuan, apalagi jika hal itu mendzalimi diri sendiri. Semua butuh ilmu, tidak asal semangat saja.