Delapan Hal yang Harus Dijauhi Pengusaha



Camkan dan amalkan delapan resep manjur ala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya Anda akan merasakan khasiat dan manisnya menjadi pengusaha Muslim sejati.

Sayang tidak ada resep pamungkas berupa petunjuk step-by-step, yang jika diterapkan oleh siapa pun ia pasti sukses menjadi pengusaha. Selama ini kita hanya bisa mengambil pelajaran dari para praktisi dan para akademisi, kemudian menerapkannya pada usaha kita.

Namun sayangnya sangat jarang yang mau mengambil pelajaran dari nasihat-nasihat agama yang diturunkan Allah Ta’ala kepada RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ada faedah berharga yang dapat kita ambil dari tausiyah ustadz Dr. Muhammad Arifin bin Badri, MA—beliau ustadz pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia —yang disampaikan di acara Rakernas KPMI di Bogor beberapa tahun lalu. Yaitu delapan hal penting yang harus kita jauhi dan kita harus berlindung padanya jika ingin sukses dunia-akhirat. Beliau mengambil faedah dari sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†ِّÙ‰ Ø£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْÙ‡َÙ…ِّ ÙˆَالْØ­َزَÙ†ِ Ùˆَالْعَجْزِ ÙˆَالْÙƒَسَÙ„ِ ÙˆَالْبُØ®ْÙ„ِ ÙˆَالْجُبْÙ†ِ ÙˆَضَÙ„َعِ الدَّÙŠْÙ†ِ ÙˆَغَÙ„َبَØ©ِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, sejatinya aku berlindung kepada-Mu dari rasa (al ham) gundah dan (Al Hazan) duka karena penyesalan, rasa tidak berdaya, malas, kikir, sifat penakut, terlilit utang dan penindasan orang lain.”—HR Al-Bukhari 7/158.

Dapat diambil pelajaran dari doa tersebut untuk pengusaha Muslim. Yakni seorang pengusaha Muslim tidak boleh larut dalam duka dan kegundahan. Pengusaha Muslim tidak boleh terus meratapi masa lalu dan gentar atau khawatir dengan masa depan.

Sedih dan gentar hanya membuat seseorang putus asa dan ragu menghadapi masa depan, sebuah penyakit yang harus benar-benar dijauhi jika ingin sukses.

Kekhawatiran utama seorang pengusaha umumnya pada masalah rezeki. Padahal jatah rezeki sudah ditentukan. Bukankah Allah Ta’ala berfirman,

“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.”—QS Saba’: 24

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu.”—QS Al Isra’: 31

Meyakini bahwa rezeki adalah karena kepandaian kita berarti sama dengan Qorun.

“Qorun berkata: ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.”—QS Al Qashash: 78

Bagaimana agar kita tidak selalu dirundung kesedihan dan kekhawatiran? Solusinya adalah bertakwa, berserah diri dan mengikuti petunjuk Allah Ta’ala, seperti dalam firmanNya, yang artinya,

Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”—QS Al-Baqarah: 38

Sedekah yang ikhlas juga merupakan usaha yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan rasa sedih dan kekhawatiran, seperti firmanNya berikut ini, yang artinya,

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”—QS Al-Baqarah: 274

Bertawakal-lah kepada Allah untuk segala hal yang belum terjadi. Baik urusan dunia dan akhirat kita, termasuk masalah rezeki. Bertawakkal adalah berserah dalam hati kepada Allah, tawakal tidak berarti malas berusaha, sebagaimana sabda Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan melimpahkan rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezeki kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”—HR Ahmad, at-Tirmidzi, dll., dinyatakan shahih oleh, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim dan al-Albani.

Selanjutnya adalah sikap lemah dan malas, yang jelas-jelas akan menjadi penghalang kesuksesan.

Seorang pengusaha tidak boleh lemah. Baik lemah motivasinya, lemah pendiriannya, lemah usahanya. Berikan karya yang terbaik, semangat yang tinggi, gigih mewujudkan kesuksesan dan pantang menyerah.

Orang yang sukses tidak berarti dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Tapi karena mereka tidak malas saat orang lain sedang malas. Mereka bekerja saat orang lain sedang santai dan tidur. Sungguh kemalasan adalah musuh besar bagi siapa pun yang ingin sukses dunia-akhirat.

Mereka yang sukses adalah yang sanggup melawan rasa malasnya. Tidak ada kesuksesan yang instan. Semua harus ditekuni dalam waktu lama. Lihatlah bagaimana para pembuat peta yang harus menyusuri kampung demi kampung dan menggambarnya satu per satu selama bertahun-tahun. Bagaimana penyusun buku ensiklopedia menyusun semua topik permasalah di dunia selama bertahun-tahun. Bagaimana Thomas Edison melakukan eksperimen berulang-ulang hingga percobaan ke-1.000 baru berhasil menghasilkan lampu? Bagaimana jika mereka malas dan lemah (cepat menyerah)?

Iman kepada takdir bukan berarti meninggalkan usaha. Lhatlah bahwa Allah Ta’ala mengakui usaha hambaNya dalam firmanNya, yang artinya,

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.“—QS An-Nisa:32

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita semangat, tidak lemah dan tidak malas,

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”—HR Muslim

Sebuah hadits yang banyak mengandung faedah di dalamnya bagi para pengusaha Muslim jika kita mau merenungi dan mengambil pelajaran. Bahwa kita harus bersemangat mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Kita tidak boleh malas dan tidak boleh lemah–mudah menyerah dan penakut. Dan kita disuruh meminta pertolongan kepadaNya sehingga kita memiliki sandaran yang kokoh untuk menghadapi tantangan masa depan.

Kikir secara akal sehat juga merupakan salah satu penyebab usaha gagal. Bagaimana karyawan semangat bekerja jika kita pelit memberi gaji dan memberikan bonus yang sedikit? Padahal yang paling layak kita berbuat baik adalah kepada mereka yag telah membantu kita menjalankan usaha.

Dari sisi syariat, Allah Ta’ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang tidak kikir. Yaitu orang yang darmawan dengan banyak kebaikan, kesuksesan dan kekayaan melimpah.

Dalam sebuah hadits Qudsi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepadaku, ‘Berinfaklah, maka Aku akan berinfak kepadamu!’“—HR Muslim dan Ahmad

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa:”Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).” –Mutafaq’alaih

Lihatlah efek buruk dari kekikiran: malaikat mendoakan kemusnahan bagi harta kita, dan sebaliknya kemakmuran bagi yang darmawan.

Dari doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas disebut juga sifat penakut yang kita harus berlindung daripadanya.

Jika kita membaca sejarah mereka para pahlawan yang pemberani dapat diketahui bahwa sejatinya mereka memiliki rasa takut yang wajar dimiliki manusia. Namun mereka melawan rasa takut tersebut, sehingga mereka disebut sebagai pemberani. Yaitu berani melawan rasa takut.

Bagaimana bisa sukses menjadi pengusaha jika takut gagal? Jika membuat produk baru takut tidak laku, takut uangnya habis jika diinvestasikan dalam sebuah perniagaan, takut beriklan, takut ditipu pelanggan dan takut dicuri idenya, dan berbagai ketakutan lainnya yang menghambat usaha.

Hal penting lain yang harus dihindari pengusaha adalah lepas kontrol dalam berutang, tanpa menimbang kemampuan untuk membayarnya, karena utang seperti ini memiliki potensi masalah besar. Terutama jika rencana yang dibuat tidak sesuai dengan kenyataan.

Banyak terjadi kasus pengusaha yang sudah berutang ratusan juta untuk mengembangkan bisnis baru, namun kenyataannya tidak bisa berjalan seperti yang diharapkan, sehingga utang menjadi macet dan sisa umur hanya digunakan untuk membayar utang?

Berbeda dengan utang produksi yang terkait kesuatu pekerjaan yang sudah jelas pembayarannya, insya Allah masih ringan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan dampak buruk terlilit hutang dalam sebuah hadits sahih,

“Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang, jika dia berbicara maka dia berdusta dan jika dia berjanji maka dia mengingkarinya.”—HR Bukhari No. 798

“Jiwa seorang Mukmin itu terkatung-katung karena utangnya, sampai ia dibayarkan.”—HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih.

Terakhir yang disebutkan dalam doa di atas adalah berlindung dari penindasan orang. Seorang pengusaha tidak akan sukses jika berada dalam penindasan orang lain, baik ditindas secara fisik maupun mental.

Kenikmatan menjadi seorang pengusaha adalah kita dapat mewujudkan keinginan kita. Membuat produk sesuai gambaran yang kita yakini kebenarannya. Namun apa jadinya jika sebagai pengusaha kita bekerja di bawah tekanan orang lain? Ada karyawan yang jahat, yang menzalimi kita. Ada pihak yang memonopoli produk tertentu sehingga produk kita sulit dipasarkan. Ada gangguan dari oknum-oknum petugas pajak, hukum dan kepolisian, dsb, yang semua itu hanya akan menghambat usaha kita.

Camkan dan amalkan 8 resep manjur a la Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya Anda merasakan khasiat dan manisnya menjadi pengusaha Muslim sejati.

Semoga kita terhindar dari semua hal yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung darinya.